Kisah dua sepatu, siapa yang terbaik?

Saya punya dua sepatu. Yang pertama sepatu Sporty merk N**e yang selalu ‘dijaga’ dengan baik, hanya digunakan di momen-momen tertentu supaya tetap tetap baik keadaannya. Satunya adalah sepatu jenis Slip On merk Mod**lo yang praktis, nyaman dipakai dan hampir selalu temani aktivitas kuliahan. Tadi malam, saya dapati sepatu jenis Slip On mulai rusak. Warna mulai pudar dan bagian tapak terkelupas.

Then, i have to answer my own question. Which is really the best shoes?

Dia yang sangat disukai, hampir 3-4 kali lebih mahal, jarang dipakai karena takut rusak, dan selalu kembali disimpan di dalam kotak. Atau dia yang hampir selalu menemani, puluhan kali basah hadapi hujan, bahkan jadi usang karena baktinya lindungi kaki dari matahari?

slip on
nike

ilustrasi sepatu slip on dan sporty

Gimanapun, ini hanyalah sepatu, sebuah benda mati yang tidak berperasaan. Hanya saja mungkin ini analogi yang bisa dipakai di kehidupan sosial kita. Bisa jadi kisah dua sepatu mampu mencerminkan kisah lain di dunia nyata:

  • Orangtua vs Pacar, siapa yang paling banyak memberi dan siapa yang paling sering kita perhatikan?
  • Pegawai level bawah vs pegawai level atas, siapa yang menjadi ujung tombak dan siapa yang dipuji ketika project sukses?
  • Yang ‘mengejarmu’ vs  yang kamu ‘kejar‘, dia yang siap bahagiain kamu atau yang dengannya kamu merasa akan bahagia?
  • dan berbagai analogi lain yang mirip dengan keadaan ini.

Dari sepatu, kita bisa belajar hal ini. Ingin menjadi sesorang yang dianggap ‘besar’, diperhatikan kebahagiannya karena dianggap amat berharga. Atau, hanya dianggap ‘kecil’, harus berkontribusi maksimal dan tidak kenal lelah agar diingat bahwa kita juga berharga?

Sepatu mahal dipakai di momen besar. Sepatu murah dipakai di momen kecil, begitulah faktanya. Kualitas menentukan akan dianggap besar atau kecil.

Tentu saya gak benar-benar hanya punya dua sepatu. Ada pantofel untuk yang formal, run shoes untuk jogging, loafers yang casual, dan flip on, sneakersporty shoes buat main sekaligus kuliah. Mungkin ini yang disebut ‘Peran’. kita berperan sesuai karakterisitk dan minat kita. Yakinlah akan selalu ada tempat untuk setiap perbedaan.

Jika saat ini kita adalah sang pemilik sepatu, mungkin kita harus belajar bijaksana memperhatikan ‘kebahagiaan’ sepatu besar dan sepatu kecil. Toh, harus diakui kita butuh mereka kan? Jasanya memang beda, namun mereka sama-sama berhak bahagia, tentu dengan cara yang beda juga.

20150409_220032My Slip On, 

thanks for

a year 

to be with me. 

9 thoughts on “Kisah dua sepatu, siapa yang terbaik?

  1. Dan sepatu yang rusak itu pun berkata: terima kasih kamu sudah memiliki perasaan ini padaku. Meskipun kau tidak pernah memperlihatkan tempat lain yang mungkin lebih menarik, aku tak begitu peduli. Bisa bepergian ke tempat yang selalu biasa kau kunjungi setiap hari, menikmati gemercikan air saat kau menunggu hujan berhenti, atau menemanimu berlari, itu sudah cukup bagiku. 😛

  2. Pas baca ttg sepatu hmpir usangnya,dlm hati “kan bs beli lg”.hehe.d gasibu jg murah2.tp pas baca analoginya..mengena. Dlm hidup,seorang agar mnjadi bijak trkadang mlalui proses dr ‘ujung tombak’ akhrnya mnuju ke ‘bos yg dipuji krn projek sukses’…atau dr yg ‘mngejar’ mnjadi ‘yg dikejar’ atau dr ‘smua kbutuhanx dipenuhi ortu’ mnjadi ortu yg ‘hrs mmnuhi kbutuhn anaknya’. stiap kondisi akan mlahirkn wisdom dan keharuan saat mngenang kesulitan.ok,i like this article.it’s inspiring.terus mnulis.trus produktif.dan brbagi smangat utk bnyak org.who knows u’re the next MTGW

  3. Hahaha mbak dewi bisa aja. Ketauan kan siapa pelanggan setia gasibu.
    Makasi mbak… Cuma iseng doank nulis sok bijak gini, gak mau jadi setipe MTGW nanti gak punya waktu sibuk mulu *gayaa

  4. Hallo…. salam kenal mas. blognya bagus.
    Nice post. inget postingan sepatu di blogger lain, tapi dengan penyajian yang berbeda.
    Keep writing masnya 🙂

    1. Terimaksih mbak Nabela, salam kenal kembali. Blog nya mbak juga bagus, saya baru aja visit 🙂

  5. Thank u masnya, i’m so happy to hear that.
    Semoga bisa saling belajar dr postingan blognya masing-masing. hehe..
    once again, thank u 🙂

Leave a reply to Sher Alice Cancel reply